Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Memperhatikan Niat
Senin, 19 Desember 2022

Khutbah Jumat: Memperhatikan Niat ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 22 Jumadil Awal 1444 H / 16 Desember 2022 M.

Khutbah Pertama: Memperhatikan Niat

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan niat perkara yang agung di sisiNya. Niat sangatlah urgent dan sangat terpenting sekali untuk kita perhatikan. Karena dengan niat kita bisa mendapatkan pahala besar, dan dengan niat pula kita bisa mendapatkan pahala yang kecil. Sebagian ulama berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niatnya. Dan berapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niatnya.”

Bahkan sebagian ulama mengatakan:

نِيَّةُ المُؤمنِ خَيرٌ مِن عَمَلِهِ

“Niat seorang mukmin itu lebih baik daripada amalnya.”

Karena ketika niat itu betul-betul kita luruskan karena Allah ‘Azza wa Jalla, maka itu sangat berpengaruh untuk amal shalih kita. Tapi ketika kita tidak mengikhlaskan niat, niat kita bengkok tidak mengharapkan wajah Allah, niat kita mengharapkan dunia, maka itu menjadi malapetaka untuk hidup kita.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah Hud ayat 15-16:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ‎﴿١٥﴾‏ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ‎﴿١٦﴾

“Barangsiapa yang menginginkan dunia dan perhiasannya, Kami akan berikan apa yang ia inginkan dari amalnya tersebut tanpa dikurangi. Dan mereka nanti di akhirat tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka, batal amalnya dan sia-sia usahanya.” (QS. Hud[11]: 15-16)

Subhanallah.. Ada orang yang beramal tujuannya hanya ingin mendapatkan dan meraih dunia, ternyata di akhirat dia tidak mendapatkan apapun kecuali api neraka saja. Allah batalkan amalnya, Allah tidak terima ia, Allah tidak ridha amal shalih yang sangat agung dimana balasan yang pantas adalah dengan surga, ternyata ia harapkan dunia yang sangat hina. Karena dunia di mata Allah sangat hina sekali, sudaraku.

Lihatlah, saudaraku.. Amalan-amalan yang agung menjadi sesuatu yang membinasakan pelakunya, menjadi amalan yang sangat rendah dan hina di mata Allah.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ada tiga orang yang pertama kali dibakar dengan api neraka.” Tiga orang ini pertama kali dilemparkan ke dalam api neraka. Siapa dia?

Yang pertama orang yang alim dan Qari. Lalu kemudian Allah memanggil dia dan Allah bertanya: “Apa amalmu?” Dia berkata: “Ya Rabb, dahulu di dunia aku belajar ilmu, aku ajarkan ilmu kepada manusia, dan aku membaca Qur’an karena Engkau Ya Allah.” Allah berfirman: “Kamu dusta, kamu dahulu menuntut ilmu hanya ingin disebut ulama. Kamu dahulu membaca Al-Qur’an hanya ingin disebut Qari. Dan kamu sudah mendapatkan predikat itu.” Lalu ia pun diseret dan dilemparkan ke dalam neraka jahanam.

Yang kedua kata Rasulullah: “Orang yang mati syahid lalu dipanggil oleh Allah: “Apa amalmu?” Dia berkata: “Ya Rabb, aku berperang di jalanMu sampai aku terbunuh karena Engkau.” Allah berfirman: “Kamu dusta. Kamu dahulu berperang hanya ingin disebut pahlawan dan pemberani. Dan kamu sudah mendapatkan sebutan tersebut.” Lalu ia pun diseret dan dilemparkan ke dalam neraka jahanam.

Lalu di datangkan yang ketiga, yaitu orang yang selalu berinfak. Allah bertanya kepadanya: “Apa amalmu?” Dia berkata: “Ya Allah tidak ada satupun tempat yang Engkau sukai untuk aku berinfak padanya kecuali aku sudah berinfak. Semuanya karena Engkau Ya Allah.” Maka Allah berfirman: “Kamu dusta. Kamu dahulu berinfak hanya ingin disebut dermawan. Dan kamu sudah mendapatkan sebutan itu.” Lalu ia pun dilemparkan ke dalam neraka jahanam.

Subhanallah.. Padahal menuntut ilmu adalah amal yang sangat besar di sisi Allah. Berjuang/berjihad di jalan Allah amal yang luar biasa besar di sisi Allah. Bersedekah/berinfak juga amal yang besar di sisi Allah. Tapi karena niatnya yang bengkok, dia mengharapkan dunia, mengharapkan sebutkan manusia dan pujian mereka, akhirnya amal itu menjadi amal yang paling hina dan buruk di mata Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka saudaraku.. Setiap mukmin yang menginginkan keselamatan hendaklah ia benar-benar perhatikan tentang masalah niatnya. Karena setan berusaha sekuat tenaga agar niat kita bengkok. Mungkin di awal-awal kita ikhlas, tapi kemudian tiba-tiba di tengah-tengah kita terkena riya, kita terkena mengharapkan dunia dan berbagai macam motivasi-motivasi yang lainnya yang menyebabkan akhirnya amal kita tidak diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Saudaraku.. Perhatikanlah niat-niat kita. Sesungguhnya orang-orang yang mengharapkan kehidupan akhirat, dia akan menjadikan niatnya karena ingin mendapatkan akhirat. Tapi ketika dunia menjadi sesuatu yang lebih besar di hatinya sehingga keinginan yang terbesar adalah mengharapkan dunia dan meraih dunia, maka biasanya niatnya pun juga mengharapkan kehidupan dunia.

Makanya para pecinta dunia sulit untuk mengikhlaskan amal karena Allah. Karena yang dia inginkan adalah dunia, yang dia inginkan adalah harta, tahta, syahwat, dan yang lainnya. Sehingga untuk ikhlas betapa beratnya ia. Ia mau bersedekah kalau ada keuntungan untuk kedudukannya. Ia mau beramal bila ada keuntungan untuk dunianya. Adapun kalau tidak ada keuntungan untuk dunianya, maka ia tidak mau beramal. Subhanallah, betapa kasihannya orang seperti ini. Ia mengira dunia itu akan membuat ia kekal. Padahal hakikatnya harta dan dunia itu akan mengadzab dia dalam api neraka.

Khutbah Kedua: Memperhatikan Niat

Dengan niat pun pahala kita menjadi besar, walaupun amal kita sedikit dan kecil di sisi Allah. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam isra’ dan mi’raj, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diperlihatkan seorang laki-laki yang mondar-mandir di dalam surga.

Ternyata ia masuk surga hanya karena ranting yang ia singkirkan dari jalan. Hanya karena amal yang dianggap rendah, rupanya dia masuk ke dalam surga. Kenapa demikian? Tentunya yang membesarkannya adalah niat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

من تصدق بعدل تمرة من كسب طيب ولا يسعد الى الله الا الطيب فان الله تعا لى يقبلها بيمينه ثم يربيها لصا حبها كما يربي احدكم فلوه حتى تكون مثل الجبل

“Barangsiapa bersedekah meskipun sebutir kurma, namun dari hasil yang baik dan Allāh tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik, sesungguhnya Allah akan menerima sedekah kurma dengan tangan kananNya. Kemudian Dia akan menggandakannya untuk orang yang bersedekah, sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah kurma tersebut menjadi sebesar gunung.” (HR. Bukhari)

Subhanallah.. Padahal sebutir kurma. Siapa yang mau menerimanya? Itu dianggap remeh oleh manusia. Tapi karena ia berasal dari rezeki yang halal dan keikhlasan hati mengharapkan ridhaNya, maka sebutir kurma tersebut Allah kembang-biakkan terus menjadi sebesar gunung. Subhanallah.

Maka saudaraku.. Marilah kita berusaha meluruskan niat-niat kita. Kita shalat mengharapkan wajah Allah semata, kita tahajud mengharapkan wajah Allah semata, bersedekah pun mengharapkan wajah Allah semata. Tidak mengharapkan ganti di dunia.

Download mp3 Memperhatikan Niat

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Memperhatikan Niat” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52529-khutbah-jumat-memperhatikan-niat/